Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Selasa, 24 Mei 2011

Mentan: Jangan Terpaku Konsumsi Beras

Mentan: Jangan Terpaku Konsumsi Beras

REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI - Menteri Pertanian (Mentan), Suswono, mengingatkan masyarakat agar tidak terpaku mengonsumsi beras. Tetapi, masyarakat sebaiknya juga mengembangkan keragaman pangan guna mewujudkan swasembada.
"Perlu keragaman pangan dan jangan terlalu terpaku pada beras. Untuk diketahui, konsumsi beras Indonesia merupakan konsumsi beras tertinggi di dunia yakni 140 kilogram per kapita per tahun," kata Suswono.
Ia menjelaskan, target utama Kementerian Pertanian sebagaimana tertuang dalam rencana strategis pada 2010-2014 adalah pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Selain itu, katanya, peningkatan diversifikasi pangan. "Jangan hanya beras saja yang menjadi makanan pokok, harus ada keragaman lainnya," katanya.
Ia mengatakan, perlu ada peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian. Produk pertanian yang diekspor, katanya, hendaknya bukan bahan mentah atau bahan baku melainkan produk jadi.
"Contohnya adalah memproduksi bahkan mengekspor ban, jangan hanya karet mentah," katanya.
Ia mengatakan, sasaran produksi beras lima tahun mendatang naik minimal lima persen, jagung 10 persen, dan kedelai 20 persen. "Bahkan target tahun 2011 produksi beras naik tujuh persen," katanya.
Ia mengharapkan, lima tahun ke depan surplus 10 juta ton beras untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Suswono menyatakan perlunya perluasan dan pencetakan lahan, peningkatan produktivitas, dan penurunan konsumsi beras, serta peningkatan kesejahteraan petani.
Redaktur: Didi Purwadi
Sumber: Antara

1 komentar:

PPNSI SURABAYA mengatakan...

Jadi inget dulu, waktu SD, tiap ngapalin suatu daerah selain baju adat n lagu daerah, qta juga harus hapal makanan pokok daerah tsb...irian jaya? sagu bu... madura? jagung bu.....

itu dulu, sebelum da kebijakan 'makanan pokok' Indonesia harus beras. sekarang semua makan beras. mungkin yg madura sdh jarang makan jagung, orang irian tdk lagi sagu dianggap 'makan'....

terus, jadi g hnya ketahanan pangan sebenere yg kmudian jadi soal, tapi ketahanan hidup juga. merejalela itu nama busung lapar n gizi buruk. kenapa?perut mereka sdh biasa makan beras, sedng untuk mendapatkannya harus dari luar pulau (mahal n lama)karena tanah mereka emang dah daridulu cocoknya ya sagu ma jagung...

syukurlah pemerintah sekarang sadar n berusaha menyadarkan bangsanya. saya MENDUKUNG!

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates