Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Senin, 09 Mei 2011

RI Terapkan Sistem Subsidi Pertanian Langsung

VIVAnews - Pemerintah akan menerapkan sistem subsidi pertanian baru pada tahun 2011.

"Istilahnya subsidi langsung ke petani," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krishnamurti di lingkungan kantor Menko Perekonomian Lapangan Banteng Jakarta, Senin, 27 Juli 2009.

Format sistem tersebut, kata dia, sedang digodog pemerintah. "Intinya subsidi langsung ke petani. Selama ini subsidi melalui komoditi, misalnya melalui pupuk atau beras sehingga sasarannya umum," ujarnya.

Sementara itu, melalui sistem subsidi baru, kebijakan pemerintah akan mengarah pada subsidi tertarget. "Nanti, subsidi BBM juga akan mengarah seperti itu. Misalnya yang memakai Mercy atau mobil mewah tidak perlu dapat subsidi," kata Bayu.

Namun, Bayu belum bisa menyebutkan berapa anggaran yang dialokasikan untuk sistem subsidi baru tersebut. "Anggarannya tergantung format mekanismenya seperti apa. Yang jelas pada 2011, kami ingin dapatkan subsidi dengan mekanisme lebih baik," ujarnya.

Sistem yang baru tersebut, menurutnya, akan diujicobakan pada tahun 2010 terhadap 10 provinsi di Indonesia. "Hampir semua Jawa terlibat, sisanya ada beberapa di Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan," kata Bayu.

Meski diujicobakan terhadap 10 provinsi, sistem subsidi pertanian hingga 2010 akan tetap dijalankan dengan sistem lama. "Targetnya, subsidi langsung di sistem yang baru ini tidak akan diberlakukan pada 2010, hanya diujicobakan," ujarnya.

Untuk menentukan mekanisme subsidi pertanian yang lebih baik, menurut Bayu, salah satunya berdasarkan Pendataan Usaha Tani 2009 yang baru saja dirilis pemerintah. "Juni lalu, BPS telah berhasil melakukan data usaha tani 2009 yang merupakan program yang diminta Menko Perekonomian," tuturnya.

Sebanyak 17,83 juta usaha tani telah terdata yang terdiri dari 14,99 juta petani padi, 6,71 juta petani jagung, 1,16 petani kedelai, dan 195 ribu petani tebu. "Memang kalau dijumlahkan akan lebih dari 17,83 juta usaha tani karena ada satu petani yang mengusahakan lebih dari satu komoditi," kata Bayu.

Penyusunan data tersebut, dia menambahkan, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas subsidi pertanian. "Subsidi pertanian kita sangat besar. Pupuk saja sudah Rp 17 triliun, belum lagi dengan benih dan kredit," ujarnya.

Dalam data tersebut, disebutkan lengkap data petani per nama, alamat, luasan tanah yang dimiliki, kelompok tani yang diikuti, penggunaan pupuk, dan kredit yang diambil. "Data ini akan jadi dasar untuk menyusun subsidi pertanian yang lebih baik," kata Bayu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates